Sabtu siang ini mendadak mblusukan dijantung kota Jogja bersama Titak (@swastatidipta) dan Mas Desta (@rukii.naraya). Menelusuri daerah Kauman, Ngasem dan Beringharjo. Saya dan Titak sudah macam turis-turis di Kyoto yang keliling kota pakai baju Geisha. Orang-orang sepanjang jalan ngeliatin kami, mungkin heran, mikir antara ini turis dari mana kok ngomongnya jawa medok atau ya ngapain pake kebaya sama kain terus jalan-jalan lagi. Sebegitu dialienisasinya kami, padahal cuma pake kebaya simpel dan kain batik lho, katanya kota budaya tapi lihat beginian aja silau mata lalu julit. Mungkin beda kasus kalau simbah-simbah tua yang memang mereka pikir sudah trademarknya selalu memakai kebaya dan kain batik dalam kesehariannya dan kemanapun mereka berpergian karena dirasa mereka manusia-manusia dari masa lampau jadi memang begitu adatnya. Ini yang saya rasa perbedaan antara Jogja dan Bali, yang mana pakaian tradisional di Bali diaplikasikan kekehidupan sehari-hari, sedangkan Jogja tidak.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar