Setelah berbasah-basah ria di Sungai Oyo, kami kembali ke pos utama untuk berganti kostum seperti layaknya para penambang sambil menikmati Teh Rosela yang telah disediakan sebagai welcome drink. Teh berwarna merah ini rasanya kecut dan sudah pasti dong terbuat dari Bunga Rosela. Proses pembuatannya mudah ternyata, bunga-bunga yang sudah dipetik cukup dikeringkan selama dua hari dibawah terik matahari. Spesies ini banyak tumbuh disekitar daerah Bejiharjo.
Goa Gelatik merupakan seorang newbie dikalangannya karena ia baru ditemukan sekitar 5 bulan
yang lalu. Hanya 350 meter bagian saja yang dapat terjamah oleh warga dan turis, jadi mini banget.
Kalau kata pemandu kami, dulunya goa ini sering menjadi tempat untuk meditasi,
jadi banyak hantunya, duh serem ah..
Demi menjaga kelestarian bebatuan di Goa Gelatik, kami dibagi menjadi dua grup yang masing-masing berisi 10 orang. Hal ini dikarenakan keterbatasan sirkulasi udara didalam sana. Keunikan dari Goa Gelatik sendiri adalah struktur goanya yang berlapis-lapis. Jadi ketika kami masuk kedalam goa, akan ada lubang pintu lagi menuju ke goa selanjutnya yang lebih dalam dan lebih sempit. Juga terdapat dua macam trek yang harus kami lalui saat memasuki goa, trek vertikal dan horizontal. Titik paling menantang adalah pada saat kami akan masuk ke bagian terakhir dari goa ini, kami harus melewati lubang vertikal super tipis yang lebar dan panjangnya kurang dari satu meter. Secara perlahan kami mencoba menembus tanpa harus merusak atau menggesek bebatuan yang belum lama mengkristal itu (stalaktit dan stalakmidnya masih baru-baru jadi kinclong dan mengkilap). Tapi tidak dengan perut Pakdhe saya yang nyangkut disitu wkwk.
Biaya untuk caving di Goa Gelatik ini murah meriah banget sih kalau dibandingkan dengan semua fasilitas yang diberikan. Masa cuma Rp 15.000 / per orang?? Buat beli McD aja kurang itu..
Goa Gelatik merupakan seorang newbie dikalangannya karena ia baru ditemukan sekitar 5 bulan
yang lalu. Hanya 350 meter bagian saja yang dapat terjamah oleh warga dan turis, jadi mini banget.
Kalau kata pemandu kami, dulunya goa ini sering menjadi tempat untuk meditasi,
jadi banyak hantunya, duh serem ah..
Demi menjaga kelestarian bebatuan di Goa Gelatik, kami dibagi menjadi dua grup yang masing-masing berisi 10 orang. Hal ini dikarenakan keterbatasan sirkulasi udara didalam sana. Keunikan dari Goa Gelatik sendiri adalah struktur goanya yang berlapis-lapis. Jadi ketika kami masuk kedalam goa, akan ada lubang pintu lagi menuju ke goa selanjutnya yang lebih dalam dan lebih sempit. Juga terdapat dua macam trek yang harus kami lalui saat memasuki goa, trek vertikal dan horizontal. Titik paling menantang adalah pada saat kami akan masuk ke bagian terakhir dari goa ini, kami harus melewati lubang vertikal super tipis yang lebar dan panjangnya kurang dari satu meter. Secara perlahan kami mencoba menembus tanpa harus merusak atau menggesek bebatuan yang belum lama mengkristal itu (stalaktit dan stalakmidnya masih baru-baru jadi kinclong dan mengkilap). Tapi tidak dengan perut Pakdhe saya yang nyangkut disitu wkwk.
Biaya untuk caving di Goa Gelatik ini murah meriah banget sih kalau dibandingkan dengan semua fasilitas yang diberikan. Masa cuma Rp 15.000 / per orang?? Buat beli McD aja kurang itu..
Camera: Aquapix Toycam
Celluloid Film: Fuji Superia 200
Tidak ada komentar:
Posting Komentar