
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu, malam nanti acara Awarding Night akan dilangsungkan. Tapi saya sedih juga, Wregas harus pergi hari ini dan tidak hadir bersama kami pada malam penghargaan nanti. Hari ini juga hari terakhir kami berada di Singapore, tapi kami gak sempat jalan-jalan lagi. Dipagi hari kami melakukan photoshoot di Hotel Ibis Bencoleen kemudian dilanjutkan makan siang bersama filmmaker di SGIFF Lounge.
Sebelum saya, Rosa dan Priyo bersiap untuk Awarding Night, saya mengantar Wregas cari taksi dulu di Jembatan Qlarke Quay. Satu taksi, dua taksi, lewat sudah. Tak ada yang berhenti, berhenti pun sudah dipesan ternyata. Wregas memang tidak pesan taksi sebelumnya, karena jika pesan lewat hotel akan kena charge $10, lumayan banget kan itu.. Belum juga tarif taksinya sendiri nanti ke Bandara. Akhirnya karena terlalu lama menunggu saya menyuruh Wregas untuk naik MRT saja, murah dan cepat pastinya, tapi harus repot berjalan dulu dengan bawaan yang cukup banyak itu.
Wregas sudah pergi. Baru saja saya dan Rosa berdandan-dandan (atau kami yang berdandan dengan lamban karena gak bisa dandan) waktu sudah menunjukan pukul 6 sore. Kami kemudian segera bergegas, saya belum sempat catok rabut, oh tidak! Untungnya Priyo sudah memesankan kami taksi, jadi tidak perlu nunggu-nunggu lagi. Sampai di Master Card Theater ternyata kami sudah telat! Para kandidat Film Pendek sudah masuk semua, akhirnya kami bergabung diantrian Film Panjang.
Tapi tenang, sampai didalam belum mulai kok acaranya, kami hanya telat kloter masuk saja. Di dalam louge theater kami akhirnya bertemu dengan sineas-sineas Indonesia yang juga berkompetisi di SGIFF 2016 dan juga ada Mbak Mira Lesmana sebagai Head Jury untuk film pendek, ada Mbak Shanty Harmayn yang hadir dan See Heng yang filmnya "Arnie" satu kompetisi dengan kami di Semaine de la Critique Cannes serta di SGIFF
Pukul 7 kami dipersilakan masuk ke dalam theater. Rosa udah agak ngliyeng katanya karena kebanyakan minum. Kalau saya tetap kelaparan walaupun udah makan kudapan-kudapan mini yang telah disajikan. Saat kami masuk kedalam theater, tak disangka-sangka, didepan kami berjalan seorang wanita bergaun putih yang beberapa hari sebelumnya tak sengaja berpapasan dengan kami di Art Galery, ternyata memang benar dia, Naomi Kawaze. Seorang Sutradara wanita dari Jepang kesukaan Wregas Bhanuteja.
Saya dan Rosa duduk terpisah dengan Priyo, panitia menyuruh kami begitu. Padahal kursi-kursi disebelah saya dan Rosa banyak yang kosong. Mana kamera saya masih dipegang panitia lagi, saya kan jadi gak bisa foto-foto. Awarding Night dibuka dengan pembacaan nominasi dan para pemenang dikategori film-film pendek. Ada beberapa award untuk film pendek, yang saya ingat adalah "Best Singapore Short Film", "Young Jury Award" , dan "Best Asia Short Film" dimana Prenjak keluar sebagai pemenangnya! Saya deg-degan pada saat pembacaan nominasi saja karena ada dua film yang cukup menjadi lawan berat Prenjak, sebelum itu biasa banget rasanya.
Kemudian kami bingung siapa yang harus maju ke panggung, kami liat-liatan dulu karena Priyo duduk cukup jauh dengan kami, tapi akhirnya kami bertiga maju semua dan disambut Mbak Mira diatas panggung. Saya, Rosa dan Priyo pun gak ngeh apa yang Priyo ucapkan diatas panggung karena kami masih speechless dan Priyo agak kind of ngefly. Setelah pemberian piala kami langsung dibawa ke backstage untuk wawancara pemenang. Didepan ruangan wawancara sudah duduk Mas Bayu Prihatoro yang filmnya "On The Origin of Fear" menang dalam kategori "Special Mention South East Asian Short Movie".

![]() |
Naomi Kawaze was right behind! |
![]() |
Wrapped in Lurik & Batik by Lulu Luthfi Labibi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar